Tolakan Leverkusen atas Tawaran Neom SC untuk Xhaka
Keputusan Bayer Leverkusen untuk menolak tawaran besar dari klub Arab Saudi, Neom SC, telah mencuri perhatian publik sepak bola Eropa. Klub Bundesliga tersebut menolak proposal senilai €8 juta untuk melepas Granit Xhaka. Bahkan saat tawaran itu dinaikkan menjadi €15 juta, sikap Leverkusen tetap tak tergoyahkan. Mereka menolak menjual gelandang veteran Swiss tersebut.
Penolakan ini bukan sekadar keputusan bisnis, melainkan pernyataan tegas bahwa Leverkusen ingin mempertahankan pondasi utama mereka demi target yang lebih tinggi musim depan. Klub asal Jerman itu juga memastikan bahwa Xhaka tetap jadi bagian dari rencana jangka panjang mereka. Direktur olahraga klub menyampaikan bahwa pihaknya belum memiliki rencana untuk menjual pemain berpengaruh seperti Xhaka dalam waktu dekat, apalagi ketika persiapan pramusim masih berlangsung.
Signifikansi Granit Xhaka bagi Leverkusen

Sejak bergabung dari Arsenal, Granit Xhaka telah menjadi pemain penting bagi Leverkusen. Gelandang asal Swiss itu tidak hanya menghadirkan kualitas permainan yang tinggi, tetapi juga membawa karakter kepemimpinan yang kuat ke ruang ganti. Usianya yang kini menginjak 32 tahun tidak mengurangi pengaruhnya di lapangan.
Perannya di lini tengah begitu sentral, terutama dalam menjaga keseimbangan permainan dan mendistribusikan bola. Visi bermain, kemampuan membaca situasi, serta ketenangan saat ditekan menjadikannya pilar utama dalam taktik pelatih Xabi Alonso. Musim lalu, Xhaka mencatatkan jumlah penampilan terbanyak di antara pemain tengah Leverkusen, dan ia menjadi alasan utama klub tersebut mampu bersaing di papan atas Bundesliga.
Lebih dari sekadar pemain, Xhaka dianggap sebagai mentor bagi para pemain muda. Para staf pelatih memuji etos kerja dan dedikasinya di setiap sesi latihan. Ketika ada tawaran besar datang dari luar Eropa, Leverkusen merasa kehilangan Xhaka akan mengganggu keseimbangan skuad secara keseluruhan.
Upaya Neom SC dan Sikap Tegas Bayer Leverkusen
Neom SC, klub kaya baru asal Arab Saudi, berusaha keras mendatangkan Xhaka dengan berbagai pendekatan. Mereka bahkan disebut telah mencapai kesepakatan personal dengan sang pemain terkait kontrak berdurasi tiga tahun dan gaji bersih sekitar €10 juta per musim. Namun, kesepakatan antar klub terbukti jauh lebih sulit.
Leverkusen tidak terkesan dengan nilai yang ditawarkan, meskipun secara finansial itu tergolong besar untuk pemain seusia Xhaka. Klub menilai peran sang pemain di tim tidak bisa digantikan dengan mudah, terutama menjelang musim baru yang menuntut konsistensi dan kepemimpinan.
Keputusan untuk menolak tawaran tersebut juga mencerminkan filosofi Leverkusen sebagai klub yang ingin tumbuh melalui kestabilan, bukan keuntungan jangka pendek. Manajemen lebih memilih mempertahankan kekuatan inti tim ketimbang melepas pemain kunci demi pemasukan yang tidak mendesak.
Matěj Kovář Bergerak ke PSV Eindhoven
Sementara saga Xhaka terus berlanjut, Bayer Leverkusen telah menyelesaikan transfer lain yang lebih tenang namun tetap signifikan. Kiper Matěj Kovář resmi dipinjamkan ke klub Belanda, PSV Eindhoven, dengan durasi satu musim. Kesepakatan itu juga mencakup opsi pembelian permanen yang akan diaktifkan pada musim panas 2026.
Kovář sebelumnya jarang mendapat menit bermain karena kalah bersaing dengan Lukas Hradecky. Kepindahannya ke Belanda memberikan peluang baru untuk tampil reguler di level atas. Bagi PSV, Kovář diharapkan menjadi kiper utama sekaligus investasi jangka panjang. Ia akan bersaing dengan kiper lain di klub Eredivisie itu, namun pengalamannya di Jerman dinilai memberi nilai tambah.
Proses transfer berlangsung cepat setelah Kovář menyelesaikan tes medis dan menandatangani kontrak. Opsi beli diperkirakan berada di kisaran €6 juta, tergantung pada performa sang pemain selama masa pinjaman. Jika mampu tampil konsisten, PSV hampir pasti akan mengaktifkan klausul pembelian tersebut.
Rangkaian Transfer dan Implikasi bagi Bayer Leverkusen
Kedua situasi ini — tawaran untuk Xhaka dan kepindahan Kovář — menggambarkan dinamika strategi transfer Bayer Leverkusen musim panas ini. Di satu sisi, mereka bersikeras mempertahankan pemain berpengaruh seperti Xhaka. Di sisi lain, mereka memberi ruang bagi pemain seperti Kovář untuk berkembang di tempat lain.
Leverkusen memang tengah melakukan penyesuaian skuad, terutama setelah musim lalu mereka finis di posisi atas Bundesliga. Namun, mereka juga sangat selektif dalam melepas pemain. Klub lebih fokus pada menambah kedalaman skuad, bukan merombak total komposisinya.
Selain Xhaka dan Kovář, Leverkusen juga dikaitkan dengan sejumlah pemain muda potensial di bursa transfer, termasuk di lini serang. Namun hingga pertengahan Juli 2025, fokus mereka tetap pada mempertahankan stabilitas dan memperkuat area tertentu secara hati-hati.
Dampak dan Potensi Ke Depan
Penolakan terhadap tawaran Neom SC memperlihatkan bahwa Leverkusen memiliki ambisi tinggi musim depan. Mereka tidak ingin kehilangan pemain senior yang menjadi tulang punggung tim. Kekuatan dan pengalaman Xhaka akan sangat dibutuhkan, terutama di kompetisi Eropa dan pertandingan penting Bundesliga.
Di sisi lain, kepindahan Kovář menunjukkan bahwa klub tetap berpikir jangka panjang. Memberikan pengalaman bermain kepada pemain muda di klub lain adalah bagian dari strategi pengembangan pemain yang lebih luas. Jika Kovář sukses di Belanda, Leverkusen bisa mempertimbangkan keuntungan jangka panjang atau bahkan pembelian balik di masa depan.
Kedua keputusan ini menegaskan bahwa Bayer Leverkusen tengah membangun tim dengan arah yang jelas. Mereka tidak hanya ingin mempertahankan posisi di papan atas, tetapi juga tumbuh sebagai kekuatan konsisten di level Eropa.
