Sejarah Gemilang Liga Profesional Aljazair 1
Liga Profesional Aljazair 1, atau dikenal sebagai Ligue 1, merupakan kompetisi sepak bola tertinggi di Aljazair. Sejak dimulai pada musim 1962–63, liga ini telah menjadi panggung utama bagi klub-klub terbaik negara untuk bersaing memperebutkan gelar juara. Awalnya disebut Championnat National de Première Division, liga ini telah mengalami berbagai transformasi, baik dalam format maupun profesionalisme.
Dengan 16 tim yang berkompetisi setiap musim, Ligue 1 telah menjadi ajang persaingan sengit dan penuh gairah. Klub-klub dari berbagai wilayah Aljazair berjuang untuk meraih supremasi nasional, menciptakan rivalitas yang mendalam dan momen-momen tak terlupakan bagi para penggemar.
Kemenangan Musiman: Perjalanan Melalui Para Juara

Musim Inaugural dan Awal Dominasi
Musim pertama Ligue 1 pada 1962–63 dimenangkan oleh USM Alger, yang mengalahkan MC Alger dengan skor 3–0 di final. Kemenangan ini menandai awal dari era baru sepak bola profesional di Aljazair.
Pada musim 1963–64, Hamra Annaba keluar sebagai juara, menunjukkan bahwa dominasi tidak hanya datang dari klub-klub ibu kota.
Klub-Klub Dominan dan Rekor Juara
Sepanjang sejarah Ligue 1, beberapa klub telah menunjukkan dominasi yang konsisten:
-
JS Kabylie: Dengan 14 gelar, mereka adalah klub tersukses dalam sejarah liga.
-
CR Belouizdad: Mengoleksi 10 gelar, termasuk tiga gelar berturut-turut pada 2020, 2021, dan 2022.
-
MC Alger: Delapan kali juara, terakhir pada musim 2023–24, menunjukkan konsistensi mereka di level tertinggi.
-
ES Sétif: Juga dengan delapan gelar, klub ini dikenal dengan performa kuat di kompetisi domestik dan kontinental.
-
USM Alger: Delapan kali juara, dengan sejarah panjang dan basis penggemar yang besar.
Klub-klub lain seperti MC Oran, CS Constantine, dan NA Hussein Dey juga pernah mencicipi gelar juara, menambah warna dalam sejarah kompetisi.
Musim 2019–20: Menavigasi Tantangan Tak Terduga
Musim Seperti Tidak Ada Lainnya
Tahun 2019–20 menjadi salah satu musim paling menantang dalam sejarah Ligue 1. Pandemi COVID-19 yang melanda dunia memaksa liga dihentikan pada Maret 2020 setelah 21 pertandingan dimainkan.
Setelah mempertimbangkan berbagai opsi, federasi sepak bola Aljazair memutuskan untuk mengakhiri musim lebih awal. CR Belouizdad, yang memimpin klasemen saat itu, dinyatakan sebagai juara. Tidak ada tim yang terdegradasi, dan empat tim dari Ligue 2 dipromosikan, menjadikan jumlah peserta musim berikutnya menjadi 20 tim.
Dampak COVID-19
Pandemi tidak hanya memengaruhi jadwal pertandingan, tetapi juga kebugaran pemain dan keterlibatan penggemar. Stadion kosong tanpa penonton menjadi pemandangan umum, dan protokol kesehatan ketat diterapkan untuk memastikan keselamatan semua pihak.
Penampilan Tangguh
Meskipun menghadapi tantangan besar, beberapa tim menunjukkan ketangguhan luar biasa. CR Belouizdad tampil konsisten sepanjang musim, sementara klub-klub lain berjuang keras untuk tetap kompetitif di tengah situasi yang tidak pasti.
Kemegahan Individual
Pemain-pemain seperti Abdennour Belhocini dari USM Bel Abbès dan Mohamed Tiaiba dari AS Aïn M’lila tampil gemilang, masing-masing mencetak 10 gol dan menjadi top skor musim tersebut.
Melangkah ke Depan: Masa Depan Liga Profesional Aljazair 1
Dengan sejarah yang kaya dan basis penggemar yang besar, Ligue 1 terus berkembang sebagai salah satu liga terbaik di Afrika. Investasi dalam infrastruktur, pengembangan pemain muda, dan peningkatan profesionalisme klub menjadi fokus utama untuk meningkatkan kualitas kompetisi.
Kesuksesan klub-klub Aljazair di kompetisi kontinental, seperti CAF Champions League dan CAF Confederation Cup, menunjukkan potensi besar yang dimiliki liga ini. Dengan dukungan federasi dan semangat para penggemar, masa depan Ligue 1 tampak cerah dan menjanjikan.
