Kehidupan Awal dan Awal Karier Diego Maradona
Diego Armando Maradona, yang sering dianggap sebagai salah satu maestro sepak bola terbesar, lahir pada 30 Oktober 1960 di Lanús, wilayah pinggiran kota Buenos Aires, Argentina. Sejak kecil, ia menunjukkan kecintaan mendalam pada sepak bola dan bergabung dengan tim muda lokal bernama Los Cebollitos—yang artinya “Bawang Kecil.”
Di tim inilah talenta luar biasa Maradona mulai terlihat jelas. Keterampilannya yang mengagumkan segera menarik perhatian para pencari bakat dan penggemar. Keahliannya di usia muda menjadikannya pusat perhatian dalam dunia sepak bola Argentina.
Tak butuh waktu lama sampai kemampuannya dilirik klub profesional. Maradona mulai meniti karier bersama Argentinos Juniors, sebuah fase krusial dalam perjalanannya menuju ketenaran. Pada usia hanya 16 tahun, ia mencetak sejarah sebagai pemain termuda yang tampil bersama tim nasional Argentina. Debutnya membuka lembaran baru dalam kariernya yang legendaris.
Munculnya Sebagai Bintang: Dampak Diego Maradona di Panggung Dunia

Debut Tak Terlupakan Melawan Hungaria
Penampilan perdananya untuk tim nasional Argentina melawan Hungaria memperkenalkan dunia pada sosok fenomenal. Meski masih sangat muda, Maradona menunjukkan kontrol bola luar biasa, kecepatan, dan ketajaman visi bermain yang membuat para penonton terkesima.
Di masa awal karier internasionalnya, Maradona segera menjelma menjadi simbol harapan bagi pecinta sepak bola dari berbagai belahan dunia. Gaya mainnya khas—penuh kreativitas, teknik tinggi, dan insting alami yang tak tertandingi. Kemampuannya menggiring bola dengan halus dan melepaskan umpan akurat menjadikannya bintang yang tak bisa diabaikan.
Momen-momen Ikonik: Warisan Maradona dalam Sepak Bola

Maradona meninggalkan jejak abadi lewat berbagai momen bersejarah. Salah satu penampilan paling berkesan terjadi di Piala Dunia 1986. Dalam ajang tersebut, ia memimpin Argentina meraih gelar juara dunia, sekaligus memperkuat posisinya sebagai legenda olahraga sejati.
Dua gol yang dicetaknya melawan Inggris di babak perempat final menjadi sorotan dunia. Yang pertama, gol kontroversial dengan tangan, dikenal sebagai “Hand of God.” Yang kedua, sebuah mahakarya dribbling yang dikenal sebagai “Goal of the Century,” di mana ia melewati lima pemain lawan sebelum mencetak gol yang memukau.
Kedua gol ini mencerminkan sisi ganda Maradona: penuh trik dan keberanian, namun juga jenius teknis yang tak tertandingi. Aksi-aksinya menjadi simbol dari tekad dan daya juang yang sulit dicari tandingannya.
Hand of God dan Goal of the Century
Gol “Hand of God,” meskipun dicetak dengan tangan, tetap menjadi salah satu momen paling dibicarakan dalam sejarah sepak bola dunia.
Di sisi lain, gol legendaris yang dijuluki “Goal of the Century” menampilkan kualitas luar biasa seorang Maradona—sebuah unjuk kebolehan teknik tinggi yang jarang disaksikan di ajang internasional.
Maradona: Fenomena Budaya dan Jenius Lapangan Hijau
Prestasinya bukan hanya terbatas di lapangan. Maradona melampaui status sebagai atlet dan menjelma menjadi ikon budaya global. Banyak seniman, musisi, dan bahkan tokoh politik terinspirasi oleh semangat dan keaslian dirinya.
Kisah hidupnya yang berasal dari lingkungan sederhana hingga meraih ketenaran global telah menjadi sumber motivasi bagi banyak anak muda di seluruh dunia. Sikapnya yang penuh gairah dan kepribadiannya yang kuat menjadikan dirinya sosok yang dihormati sekaligus dicintai, baik oleh penggemar sepak bola maupun masyarakat umum.
Warisan Abadi Seorang Ikon Sepak Bola
Jejak Diego Maradona dalam sejarah olahraga tetap hidup, bahkan setelah kepergiannya. Namanya tercatat abadi sebagai lambang keberanian, kreativitas, dan dedikasi pada olahraga yang indah ini. Warisannya terus memberi inspirasi, membangkitkan semangat para pemain muda untuk bermimpi dan memperjuangkan hal-hal besar di atas lapangan hijau
