Ruud Krol: Ikon Total Football dari Amsterdam
Awal Kehidupan dan Karier
Rudolf Jozef Krol, atau lebih dikenal sebagai Ruud Krol, lahir di Amsterdam pada 24 Maret 1949. Sejak kecil, ia telah tertarik pada sepak bola. Tumbuh di kota yang menjadi pusat lahirnya filosofi Total Football, Krol menyerap gaya bermain fleksibel dan menyerang yang khas Belanda sejak usia dini.
Bakatnya terlihat jelas saat bermain untuk tim-tim muda lokal. Tak lama kemudian, Ajax Amsterdam—klub terbesar di kota kelahirannya—merekrutnya. Di sanalah karier luar biasa Krol dimulai.
Ruud Krol: Era Emas bersama Ajax

Krol menjalani debut profesional di Ajax pada tahun 1968 di bawah asuhan pelatih Rinus Michels. Saat itu, ia bermain sebagai bek kiri namun juga piawai sebagai libero. Kombinasi teknik tinggi, kecerdasan taktis, dan ketenangan membuatnya langsung menonjol.
Selama 12 musim di Ajax (1968–1980), ia menjadi bagian penting dalam generasi emas klub. Bersama Johan Cruyff dan Johan Neeskens, Krol membantu Ajax meraih enam gelar Eredivisie dan empat Piala KNVB. Yang paling dikenang tentu tiga gelar Piala Eropa beruntun pada 1971, 1972, dan 1973.
Krol bukan hanya bek biasa. Dalam sistem Total Football, ia terlibat aktif membangun serangan dari lini belakang. Ajax pada masa itu dikenal sebagai tim paling progresif dalam sejarah sepak bola Eropa, dan Krol adalah pilar utamanya.
Ruud Krol: Kontribusi di Timnas Belanda
Debut Krol di timnas Belanda terjadi pada 1969. Ia mencatat 83 penampilan hingga 1983 dan tampil di dua Piala Dunia: 1974 dan 1978. Di turnamen 1974, Belanda tampil luar biasa dan melaju ke final sebelum kalah dari Jerman Barat. Performa mereka tetap dikenang karena pendekatan taktis yang revolusioner.
Pada Piala Dunia 1978, Krol dipercaya menjadi kapten. Ia memimpin tim hingga final lagi, meski kembali kalah—kali ini dari Argentina. Meski gagal mengangkat trofi, Krol menunjukkan kepemimpinan dan konsistensi yang membuatnya dihormati secara internasional.
Petualangan di Luar Negeri dan Dunia Kepelatihan

Setelah meninggalkan Ajax, Krol melanjutkan karier ke luar negeri. Ia bergabung dengan Vancouver Whitecaps di NASL sebelum pindah ke Napoli, Italia, pada 1980. Meski usianya tidak muda lagi, ia tetap tampil stabil dan menjadi panutan bagi pemain-pemain muda, termasuk Diego Maradona yang datang beberapa tahun setelahnya.
Usai pensiun, Krol meniti karier sebagai pelatih. Ia sempat menangani beberapa klub serta tim nasional Afrika Selatan. Meski tidak seterkenal saat menjadi pemain, kiprahnya di kepelatihan menunjukkan dedikasi jangka panjang terhadap sepak bola.
Warisan dan Pengaruh
Ruud Krol dikenal sebagai salah satu bek paling lengkap di generasinya. Ia bukan hanya jago bertahan, tetapi juga bisa membangun permainan dari belakang dengan presisi. Kesetiaannya kepada Ajax, kontribusinya untuk timnas, serta perannya dalam sistem Total Football menjadikannya figur sentral dalam sejarah sepak bola Belanda.
Banyak bek modern, seperti Frank de Boer dan Giovanni van Bronckhorst, mengakui pengaruh Krol dalam permainan mereka. Ia menjadi contoh bahwa bek tidak hanya bertahan, tetapi juga berpikir dan menciptakan.
Penutup
Karier Ruud Krol adalah cerminan dari dedikasi, kecerdasan, dan fleksibilitas. Dari lapangan Amsterdam hingga panggung dunia, ia menunjukkan standar tinggi dalam bermain dan memimpin. Warisannya tetap hidup—bukan hanya di Ajax atau Belanda, tapi di seluruh dunia sepak bola.
